Let’s gone be by gone
By nurhasnah
Dalam kehidupan manusia banyak sekali suka dukanya , ada yang tertawa, ada yang menangis. Ada yang menangis karena bahagia dan ada yang menangis karena tersakiti oleh orang yang merasa dekat dengan kita. Sudah sifat manusia ketika dalam masalah pengen bercerita pada seseorang yang dianggap bisa untuk membantu dan mau mendengarkan keluhan kita. Tetapi amat disayangkan teman yang kita anggap sebagai sahabat yang mau berbagi dengan kita dikala kita susah mereka tidak mau mendengarkan kita.
Manusia memang tidak bisa dipercaya apalagi lelaki, mereka maunya menang sendiri. Mereka sering memaksakan kehendak menuntut banyak dari kaum perempuan. Giliran masalah perasaan mereka menuntut kepastian yang harus dijawab ya atau tidak. Giliran perempuan yang menginginkan kejujuran mereka dengan seenaknya mempermainkan perasaan perempuan. Di sini katakan sayang dan disana juga katakan cinta. Laki-laki memang tidak pernah bertanggung jawab pada apa yang di lakukan dan mereka katakan. Lain di mulut lain dihati, sampai kapankah mereka akan mempermainkan kaum perempuan? Aku tidak pernah memaksakan kehendak pada seseorang dan tidak pernah menyakiti orang laki-laki, tapi kanapa mereka menyakitiku. Apa salah jika aku membebaskan kaum adam untuk menentukan pilihan mereka dengan orang yang dia kasihi dan sayangi? Tapi kenapa aku masih dilibatkan dalam kehidupan mereka. Aku pernah dekat dengan seseorang dan kami sangat dekat sekali. Berbagi cerita suka duka kehidupan bahkan si A udah kenal sekali dengan watak dan karakterku. Karena dia tau banyak tentang aku mak aku berharap si A cepat menikah dengan pasangannya supaya tidak terjadi apa-apa. Aku sudah berusaha menghindar dari si A dengan memutuskan komunikasi akan tetapi kenapa A masih juga menghubungi aku. Apa sih maunya dia? Atau memang benar dia mau menghancurkan hidupku. Atas motif apa dia bermaksut seperti itu padaku?
Sebenarnya sudah lama aku katakan ke dia kalau aku tidak bisa dekat dengan cowok karena aku berasal dari keluarga broken. Broken home disini bukan kaeluarga ku akan tetapi keluarga kakakku. Aku kasihan sama dia karena dia tidak bahagia dengan suaminya. Dia sering disakiti oleh suaminya bahkan anak-anak mereka sendirijuga terlibat dalam perseteruan mereka hinga menyebabkan pendidikan mereka terlantar dan masa depan mereka terabaikan.
Aku sebagai orang yang dianggab bisa mengatasi masalah keluarga juga ikut larut dalam permasalahan ini. Ketika aku pulang kakakku sering curhat dan bercerita tentang anaknya dan suaminya. Dan aku berusaha mendengarkan keluhannya dan mengasih saran bagaimana mengatasinya.
Aku sebagai anak bungsu dari enam bersaudara termasuk anak yang paling keras dalam menetapkan suatu keputusan dan kebijakan dalam keluarga. Karakterku inilah yang menyebabkan aku paling anti pada perempuan yang lemah dan pada kaum laki-laki. Kenapa kita harus lemah dihapan mereka , bukankan mereka juga punya kelemahan sama seperti kita kaum perempuan
Dikarenakan kerasnya aku dalam mengambil keputusan sampai aku berkata pada kakakkku kalau bersuami hanya menyusahkan kita dan membuat ibadah kita jadi berantakan pada Allah biarlah kita pisah dari mereka kalau itu memang jalan yang terbaik. Terbaik didsini dalam artian bukan untuk kakakku saja akan tetapi terbaik juga untuk anak-anak mereka. Buat apa punya ayah kalau mereka tidak nyaman di dekat ayah mereka. Bukankah itu suatu keputusan yang terbaik?
Di suatu sisi perceraian itu bukanlah suatu keputusan yang terbaik karena perceraian itu adalah hal yang dimurkai Allah. Tapi aku yakin Allah maha tahu tentang apa yang terjadi oleh hambanya. Perceraian ini dipicu oleh adanya pihak ketiga yang menginginkan keluarga kami berantakan dengan memamfaatkan kelemah kakakku. Dia anak yang nomor dua dan dia adalah anak yang penurut dan tak pernah membantah apapun yang dikatakan oleh suaminya. Sikap patuhnya ini di mamfaatkan oleh abang iparku. Hingga kini dia tidak mengasih kabar pada istri dan anaknya. Bayangkan jika anda di posisi kakak saya sekarang, mungkin anda tidak sekuat dia.
Sabarlah kakakku, aku yakin kamu adalah orang yang tangguh seperti batu karang yang takkan pernah terusik oleh badai gelombang. Jangan terhegemoni oleh kaum lelaki, jadilah perempuan yang mandiri. ikhlaskan dia dan lupakanlah dia. Tersenyumlah hadapi masa depan dan besarkanlah anak-anakmu dengan penuh keikhlasan, aku adek mu akan selalu mensupport mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar