My life is for my God (ALLAH)

KNOWING WHO OURSELF

OBEDIENCE

Minggu, 07 Juni 2009

I love you for Allah my students

l love you for Allah my students

by nurhasnah

s

aya adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta yang terletak di kota Padang. Hari-hari saya habiskan di sekolah, mulai berangkat jam 06.30 sampai jam 16.00.Tujuan saya hanya satu mendidik siswa saya agar jadi anak yang sholeh and pintar dari saya. Dari sekian banyak siswa yang menjadi target saya adalah seoranag siswa yang sekarang ia duduk di kelas III, panggilan akrabnya adalah “Korip”. Arip atau Korip adalah seorang anak yang unik menurut saya tapi orang menyebut keunikannya adalah sebuah sebutan yang menyebabkan dia jadi anak yang di takuti sekaligus di jauhi oleh teman-temannya “Autis”. Sebutan itu kerap kali terdengar ketika dia lagi ada masalah dengan temannya sewaktu dia asyik bermain. ”Arip Autis…..Arip Autis”. Mendengar panggilan itu Arip berteriak dengan kencang, tidak-tidak Arip tidak autis itu katanya. Bayangkan seorang anak autis aja tidak mau dikatakan autis apalagi seorang anak normal. Anak autis juga manusia yang punya hati dan perasaan sela Ozy salah seorang siswa yang kelasnya lebih tinggi dari Arip

Menurut penelitian para scientist para autis itu susah untuk dibentuk karakternya. Hal itu disebabkan kromosom-kromosaom yang ada pada diri anak tersebut memang udah kacau dari lahirnya. Tapi itu tidak menurut saya karena karakter sesorang bisa dibentuk dengan cara kelembutan dan kesabaran penuh untuk pribadi sianak. Contohnya saja Arip.

Apabila dia lagi emosi dan semua orang menjauhi dia karena takut akan amukan dia, saat itulah hati nurani mulai berperan. Akankah Arip Dibiarka saja?, dimarahi?, atau dipukuli? Tentu tidak. Saya sebagai teacher yang baru punya pengalaman setampuk jagung dan darah baru setampuk pinang kata orang akan mencoba membuktikan pada orang bahwa walaupun saya tak semahir pscycholog dan semahir teacher yang udah berpengalaman banyak dan lebih lama dari saya akan tetapi saya akan buktikan tidak hanya dengan banyak baca buku dan banyak pengalaman yang harus bisa mengatassi seorang anak seperti Arip. Dengan segala kerendahan hati dan keikhlasanlah yang bisa merubah segalanya, kalau kita ikhlas menghadapi siapapun kita insyaallah kita bisa membimbing anak apapun bentuk karakternya dia. Mau keras sekalipun dan karakter apapun bisa kita bina. Dalam proses pendidikan dan belajar mengajar keikhlasan itu yang susah sekali di dapatkan apalagi bagi seseorang yang masih muda yang jiwa mudanya masih ada dan pengorbanan waktu dan sikap itu adalah sangat rentan sekali dengan perkembangan emosi seorang anak muda dalam membimbing anak boleh dikatakan punya kelainan dari anak yang lain dan cara pendekatannya pun beda dan memang harus dibedakan dengan anak normal lainnya. Bagi saya Arif adalah tabungan akhirat yang menjadikan saya harus menjaga dan merawat Arif sebagaimana saya menjaga diri saya sendiri. Apapun akan saya lakukan untuk Arif asalkan dia senang dan bahagia dan karakternya bisa berubah dan dia merasa tidak termarginalkan oleh orang –orang disekitarnya, dan dia merasa dianggap ada nah itulah yang perlu untuk Arip

Sudah dua tahun Arip Di Citra Al Madina Alhamdulillah Arip Sudah banyak perubahan mulai dari cara dia berkawan,bicara dan cara dia mengahapi teachernya. Dahulunya dia tidak mau berkawan dan sering berkelahi dan dijauhi oleh teman-temannya. Sekarang tidak seperti itu lagi dikarenakan teman-temannya sudah paham dan mengerti dengan kondisi Arip, malahan kawan-kawan Ariplah yang memperhatikan Arip. Kenapa semua itu bisa terjadi?. Semua itu dikarenakan oleh penanaman nilai saling menghargai dan tidak membedakan siapapun itu. Apakah mereka normal atau tidak. Anak seperti Arip merupakan manusia juga, mereka butuh dihargai, toh mereka kan tidak menginginkan jadi anak tidak normal, autis atau apalah namanya. Penghargaan atau kasih sayang dengan tulus ikhlas kepada Arip merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan pada Arip sehingga Arip bisa merubah karakternya sedikit demi sedikit, hal ini semua dilakukan berlaku untuk Arip sesuai dengan kata bijak di bawah ini:


  1. Jika anak dibesarkan dengan celaan, mak dia akan belajar memaki
  2. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan , maka dia belajar berkelahi
  3. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka dia belajar rendah diri
  4. jika anak dibesarkan dengan hinaan, maka dia belajar menyesali diri
  5. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka dia belajar menahan didri
  6. Jika anak dibesarkan dengan dorongan , maka dia belajar untuk percaya didri
  7. Jika anak dibesarkan dengan perlakuan yang baik, maka dia akan belajar berbuat adil pada orang lain
  8. Jika anka dibesarkan dengan dukungan. maka dia akan belajar menyayangi diri
  9. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka di akan menemukan cinta dan kehidupan

Alangkah indahnya jika kita sebagai teacher mendidik siswa kita dengan nilai-nilai ASMAUL HUSNA, maka mereka akan belajar memahami arti hidup dan kehidupan yang akan mereka jalani

Ketulusan dan cinta merupakan kunci keberhasilan dalam mendidik anak. Ketulusan dan cinta yang bersumber dari suara hati akan menjadi pelita bagi seorang pendidik. "Teach your self before you teach other" .




1 komentar:

Yurismen Efendi mengatakan...

t.nur, q terharu juga neh..,semoga ke ikhlasan selama ini membimbing seorang anak autis bisa menjadi inspirasi bagi teacher2 lainnya di indonesia..

yurismen
--------
founder:
http://sempoabinta.blogspot.com